Archive for November 2012

Limbah Plastik di Olah


Bahaya limbah plastik bukan omong kosong. Telah banyak penelitian membuktikan dahsyatnya limbah plastik mendatangkan bahaya termasuk potensi negatifnya dalam mendegradasi lingkungan.
Hal yang pasti adalah dampak negatif sampah plastik tidak sebesar fungsinya bahkan butuh waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna.
Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakarannya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin.

Inovator Plastik dari Bandung


“Habis manis sepah dibuang” , itulah pameo yang selalu berlaku bagi sebuah kantong kresek. Usai dipakai untuk mewadahi sesuatu, nasib lanjutan baginya adalah berkalang sampah di tempat pembuangan.
Sayang, tak banyak yang sadar bahwa ia mempunyai umur yang panjang, ratusan tahun bagi sebuah kantong kresek tak akan membuatnya hancur sempurna.
Beni Chandra adalah satu dari sedikit orang yang prihatin atas hal itu. Fisikawan yang lulus dari ITB pada 2006 itu tergerak memperpanjang masa pakai kantong kresek dengan cara lain.
Usahanya itu bermula dari sebuah keinginan untuk mandiri sekaligus prihatin atas keadaan semakin menggunungnya sampah di Kota Bandung. Dari tangan mahasiswa biasa bermodal cekak itulah sebuah usaha ramah lingkungan yang mendatangkan berkah menemui titik awalnya.

Limbah Plastik Jadi Kerajinan Cantik


Siapa bilang sampah hanya menjadi masalah lingkungan yang selalu merugikan. Di tangan ibu-ibu warga kelurahan Kemijen, Semarang ini, sampah plastik yang menumpuk diolah menjadi berbagai macam tas cantik.

Setiap harinya sekitar 30 ibu rumah tangga berkumpul di Rumah Uminarsan Jalan Cilosari Raya 1 Kemijen. Aneka handicraft berupa tas, dompet, dan tempat handphone tampak apik dengan balutan sampah plastik telah mereka hasilkan sejak 2008 silam di rumah yang dijuluki Creative House Produksi Industri Kerakyatan itu

Awal mulanya ide membuat tas itu tercipta ketika permasalahan rob dan sampah yang menumpuk kerap terjadi di perkampungan ini. Lantas, ibu-ibu ini pun memutar pikiran agar sampah ini berguna dan menjadi kerajinan bernilai tinggi, sekaligus mengurangi sampah yang ada.

Premium Dari Limbah Plastik


JAKARTA - Ribuan ton limbah plastik menggunung di Tempat Pembuangan Akhir Kota Madiun, Jawa Timur. Di tangan Tri Handoko, limbah plastik kotor itu menjadi bahan bakar minyak bernilai jual, seperti solar dan premium, dengan teknologi tepat guna.

Inovasi Tri Handoko menginspirasi hingga lintas daerah. Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Kabupaten Banjarmasin pun melakukan studi banding. Sejumlah pengusaha menawarkan kerja sama bisnis.

Tri adalah pengajar listrik dasar dan elektrolisis pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Kota Madiun. Inovasinya didasari kegelisahannya atas tumpukan limbah plastik di banyak kota.

Peraih gelar master Mekatronika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ini memulai riset ketika terlibat dalam tim peneliti bahan bakar minyak (BBM) alternatif berbahan dasar air yang menghebohkan Indonesia tahun 2008. Saat itu, ia mulai belajar hidrokarbon hingga memperdalam metode pengguntingan rantai karbon.

Limbah Plastik di Samudra Membawa Manfaat


Jumlah serpihan-serpihan plastik yang mengapung di kawasan timur laut Samudra Pasifik meningkat ratusan kali lipat dalam 40 tahun terakhir. Kondisi tersebut terdokumentasi oleh sejumlah peneliti dari Scripps Institution of Oceanography saat mereka menjaring sampah-sampah itu di perairan lepas pantai California, Amerika Serikat.
Kesimpulan tersebut diambil setelah mereka membandingkan “tangkapan” mereka dengan data jumlah sampah yang pernah dikumpulkan di kawasan tersebut sebelumnya. Laporan tersebut kemudian dipublikasikan di jurnal Biology Letters.
“Kami tak berharap akan mendapati kenyataan ini,” kata Miriam Goldstein, peneliti dari Scripps. “Saat Anda pergi ke kawasan utara Pasifik, jumlah sampah yang ditemukan akan sangat bervariasi. Artinya, menemukan pola yang sangat jelas dan peningkatan yang amat pesat sangat mengejutkan,” ucapnya.

Daur Ulang Plastik Menjadi BBM

TEMPO.CO Madiun - Dunia pendidikan terus membuat inovasi menciptakan sumber energi alternatif dan terbarukan. Salah satunya yang dipelopori siswa dan guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Kota Madiun, Jawa Timur. Siswa dan guru sekolah yang spesifik di bidang kimia itu berhasil mendaur ulang limbah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM). Inovasi BBM limbah plastik ini terus dikembangkan.

Nilai oktannya terus ditingkatkan melalui proses penyulingan dan penambahan adiktif agar bisa digunakan untuk mesin kendaraan bermotor. “Memang nilai oktannya masih di bawah Premium dan terus kami tingkatkan agar bisa digunakan untuk kendaraan bermotor,” kata Kepala SMK Negeri 3 Kota Madiun, Sulaksono Tavip Rijanto, Sabtu, 30 Juni 2012.

BBM dari limbah plastik ini awalnya hanya bisa digunakan untuk bahan bakar lampu tempel, kompor, mesin pemotong rumput, pencuci karet, dan sebagainya. Setelah nilai oktannya ditingkatkan, kini sudah bisa digunakan untuk BBM mesin kendaraan bermotor meski kualitasnya masih di bawah Premium dan Pertamax.

Lindungi Investasi Industri Persampahan


Posisi geografis DKI Jakarta sangat memengaruhi daerah-daerah sekitarnya. Ini karena Jakarta bukan saja pusat pemerintahan, namun juga ibu kota negara. Dinamika sosial dan ekonomi sangat berpengaruh kuat terhadap gelombang perubahan di daerah-daerah sekitar sehingga dapat mengubah kondisi eksisting wilayah dari pedesaan menjadi perkotaan.
Seperti pertumbuhan pemukiman menjadi perumahan dari ukuran Rumah Sangat Sederhana (RSS) sampai Real Estate (RE), merupakan multiplier effect dari pertumbuhan ekonomi dan wilayah suatu daerah. 
Hal lain adalah adanya volume sampah yang terus bertambah sesuai aktivitas dan pertambahan manusia di wilayah DKI Jakarta. Lahan yang terbatas menjadikan pengeloaan sampah sangat penting. Tumpukan sampah menjadi dilema dalam menciptakan DKI menjadi “Kota Sehat”. Adanya ketergantungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menampung sampah kota sebanyak 5.000-6.000 ton/hari, menjadi titik pokok permasalahan perkotaan yang harus diselesaikan secara simultan dengan pertumbuhan wilayah.

Upaya Penanggulangan Limbah Plastik

1. Daur Ulang
Penanganan limbah plastik yang paling ideal adalah dengan mendaur ulang. Akan tetapi, hal itu tampaknya tidak mudah dijalankan. Proses daur ulang melalui tahap-tahap pengumpulan, pemisahan (sortir), pelelehan, dan pembentukan ulang. Tahapan paling sulit adalah pengumpulan dan pemisahan. Kedua tahapan ini akan lebih mudah dilakukan jika masyarakat dengan disiplin ikut berpartisipasi, yaitu ketika membuang sampah plastik. Dewasa ini, plastik yang cukup banyak didaur ulang adalah jenis HDPE dan botol-botol plastik.
2. Incinerasi
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik menggunakan batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas. Akan tetapi, pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif. Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.

Bahaya Kantong Plastik Warna

Kantong plastik kresek berwarna terutama yang hitam kebanyakan merupakan produk daur ulang. Karena itu konsumen diharapkan berhati-hati dan tidak digunakan kantung plastik untuk mewadahi makanan.
Dalam proses daur ulang tersebut juga ditambahkan berbagai bahan kimia yang menambah dampak bahaya bagi kesehatan. Disarankan agar masyarakat tidak menggunakan kantung plastik kresek warna hitam atau daur ulang untuk mewadahi langsung makanan siap santap.
Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya tidak melebihi 5.000 bagian per juta.

Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan

Pada zaman sekarang manusia tidak dapat lepas dari yang namanya plastic. Plastik selalu digunakan dalam berbagai keperluan sehari-hari. Misalnya untuk tempat minuman, membungkus makanan, tampat belanjaan dan masih banyak lagi. Plastic dipakai karena ringan, tidak mudah pecah, harganya murah, dan mendapatkannya pun sangat mudah. Tetapi banyak dari masyarakat tidak menyadari bahaya yang akan ditimbulkan akibat penggunaan plastik terhadap kesehatan mereka sendiridan terhadap lingkungan sekitar. Dalam plastiki terdapat zat-zat adiktif antara lain Bisphenol A(BPA). Bila BPA tersebut masuk ke dalam tubuh manusia akan berisiko bagi manusia tersebut. Resiko tersebut yaitu akan meyebabkan prakanker pada payudara dan juga menggagu pertumbuhan manusia.
Selain berdampak pada manusianya sendiri bahaya dari pemakaian kemasan plastik jumlahnya yang sangat besar, berdampak juga pada lingkungan dikarenakan banyak plastik yang direkomendasikan hanya untuk sekali pakai saja. Ini menimbulkan dampak negative bagi lingkungan terutama pada tanah, karena tanah sulit untuk menguraikan sampah plastik tersebut.

Mengubah Limbah Plastik menjadi Minyak

Bermula dari pemberitaan di salah satu stasiun televisi tentang anak SMP yang berhasil membuat alat pengubah sampah plastik menjadi minyak. Rasa penasaran mulai membayangi, coba bayangkan jika tiap keluarga mampu membuat alat ini, dan memakainya untukmenghabisi sampah plastik disekitar rumah, hampir bisa dipastikan tak akan ada lagi sampah plastik yang bertebaran, lingkungan jadi semakin bersih dan tanpa sadar kita sudah berpartisipasi pada usaha penyelamatan bumi dari pencemaran limbah plastik. 
Sebagai tambahan, plastik baru bisa terurai setelah 100 tahun berada dalam tanah, bisa juga lebih, tergantung pada jenis plastiknya. hmmm lama banget kan !!

Mengolah Limbah Plastik

Mengurai limbah plastik bukan urusan gampang. Hingga kini, banyak penelitian yang terus berupa mengurai limbah yang baru bisa terurai tanah setelah 200 tahun ini. Tak heran jika limbah plastik dibiarkan menggunung di beberapa tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.

Nah, di tangan orang kreatif dan terampil, limbah plastik ini bisa dijadikan produk bernilai jual tinggi. Adalah Asep Kusumah, pendiri Paguyuban Daur Ulang Sampah yang berkantor di Tangerang, Banten, menemukan formula yang tepat untuk mendaur ulang sampah plastik supaya bernilai ekonomis. "Saya daur ulang limbah plastik menjadi jas hujan," ujarnya.

Pelindung hujan buatan Asep itu berbahan baku utama sampah plastik berjenis polietilena (PE). Plastik jenis ini biasanya digunakan untuk pembungkus obat dan botol minuman. Dari bahan baku plastik yang didaur ulang, Asep bisa memproduksi sekitar 1.000 buah jas hujan per bulan.

Jangan Bakar Limbah Plastik

Produktivitas manusia dan segala kegiatan saat ini yang telah dilakukan masyarakat dunia menjadikan efisiensi energi lingkungan semakin berkurang. Tidak adanya penerapan teknologi dan pengetahuan yang memadai dalam pengelolaan energi, khususnya sampah menjadikan sistem pemusnahannya semakin memperparah keadaan lingkungan.

Kebiasaan membakar sampah plastik merupakan salah satu rutinitas yang senantiasa dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini. Baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan masih terdapat masyarakat yang memusnahkan sampah jenis ini dengan cara mengubur atau membakarnya.
Plastik merupakan salah satu jenis limbah yang non-biodegradable sehingga sifat ini menjadikan sampah plastik sangat sulit untuk terurai di lingkungan. Menurut hasil survey, Indonesia menghasilkan 2.052.000.000 kantong plastik dalam sehari. Dari sebagian besar produksi limbah plastik ini, banyak diantaranya yang masih belum dimanfaatkan dan diolah sebagaimana mestinya.

Diberdayakan oleh Blogger.